Tinta-rakyat.com-Ambon//Negeri Batumerah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon, dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, sebagai Desa Peduli TBC-Stunting.
Pencanangan tersebut ditandai dengan persemian Pojok Peduli TBC-Stunting Mandiri di kantor Negeri, Rabu (10/5/23), oleh Ketua TP-PKK, sekaligus Duta Parenting Maluku, Widya Pratiwi Murad, bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku, Sadali le, didampingi Pj. Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena bersama Pj. Ketua TP-PKK Kota Ambon, Lisa Wattimena.
Pj. Wali Kota Ambon, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan ini, dimana sebelumnya Neegri Laha, Kecamatan Teluk Ambon juga telah dilakukan hal yang sama.
“Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menyambut gembira atas pembentukan Desa Peduli TBC dan Stunting di Batumerah, setelah sebelumnya dilakukan di Laha. Kami berharap masyarakat dapat berpartipasi dalam eliminasi TBC dan perbaikan gizi untuk pernurunan Stunting,” kata Wattimena.
Dirinya menjelaskan, TBC masih menjadi ancaman kesehatan yang serius di masyarakat, yang mana angka penderita di kota Ambon terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Jumlah kasus TBC di Kota Ambon dalam 3 (tiga) tahun terakhir cenderung meningkat. Pada tahum 2020 kasus baru TBC sebanyak 316 penderita, 2021; 961 penderita dan 2022; 1296 penderita. Sementara jumlah kematian karena TBC pada 2020 sebanyak 32 kematian, 2021; 23 kematian dan 2022; 23 kematian,” bebernya.
Wattimena menambahkan, terpilihnya Batumerah sebagai Desa Peduli TBC-Stunting bukannya tanpa alasan, sebab negeri tersebut termasuk salah satu kawasan yang tertinggi kasus TBC di kota Ambon yakni tahun 2021 sebanyak 177 kasus, 2022 (264 kasus) dan 2023 hingga bulan Mei (66 kasus).
“Data ini walau mengindikasikan peningkatan kinerja dalam penemuan kasus baru agar segera diobati, namun juga menunjukan bahwa tingkat penularan TBC masih tinggi. Karenanya, kita harus berupaya keras dan bekerja cerdas ntuk menekan kesakitan dan kematian akibat TBC, agar kota Ambon dapat mencapai target eliminasi TBC di tahun 2030,” terangnya.
Sedangkan terkait Stunting, dirinya katakan, kota Ambon merupakan kabupaten/kota yang paling rendah angka Stunting di Maluku. Namun demikian upaya penurunan angka Stunting melalui intervensi terus dilakukan, bukan saja oleh Pemprov dan Pemkot tetapi juga melibatkan stakeholder agar dapat mencapai target nasional dibawah 14 persen tahun 2024.”Oleh sebab itu, pembentukan Desa Peduli TBC-Stunting diharapkan menjadi solusi dan motivasi untuk meningkatkan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah kesehatan, karena pemerintah dan penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan, serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan dalam hal ini TBC dan Stunting secara mandiri,” harap Wattimena.