Ruang Opinini Oleh : Muhammad Adhar kreator MGN Group
Tintarakyat.com —Asumsi pribadi menjadi dasar untuk mengambil sebuah kesimpulan tentu saja tidak tepat, pasalnya dalam KBBI online Asumsi merupakan salah satu lema dari 127.036 kata atau frasa dalam KBBI. Maknanya adalah dugaan yang diterima sebagai dasar; landasan berpikir karena dianggap benar.
Antonim atau lawan kata
“benar” adalah “salah”, saling meniadakan (antonim), jika diberi nilai dengan menggunakan teori probolitas, maka nilai untuk ‘dianggap benar’ dan ‘dianggap salah’ adalah sama.
Bila menggunakan 100 persen sebagai nilai tertinggi, maka sesuai teori peluang dimaksud, nilai ‘diangap benar’ dan ‘dianggap salah’, sama-sama sebesar 50 persen.
Begitu pula benar atau tidaknya sebuah dugaan, sebelum adanya pembuktian lebih lanjut, nilai juga ‘fifty-fifty’,Jadi, asumsi adalah anggapan yang belum terbukti kebenarannya
Seseorang mampu membuat pendapat akhir atau membuat kesimpulan (menyimpulkan sesuatu) tanpa berdasarkan uraian sebelumnya.mustahil atau tidak mungkin.
Kita Analogikan saja pada santan kelapa, Adakah santan yang dihasilkan tanpa adanya kelapa yang diparut/dikukur dan diperas?
Sejauh ini dan sepanjang yang kami ketahui, belum ada orang yang bisa menghasilkan santan dari kelapa yang masih bulat.
Lebih-lebih dari kelapa yang belum dibuang sarabutnya dan masih di tandan di atas pohonnya.
Kesimpulan merupakan interpretasi (pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu; tafsiran), kesimpulan dapat berupa inferensi dan dapat pula berupa implikasi.
Inferensi adalah kesimpulan berdasarkan referensi (rujukan yang digunakan), tidak melibatkan data secara langsung,Sedangkan implikasi adalah kesimpulan yang melibat data.
Kalau karya tulis tersebut terdiri dari bab-bab, maka kesimpulan yang merupakan bab penutup, adalah konsekuensi (akibat) pembahasan bab-bab sebelumnya. Artinya, bab-bab dimaksud adalah sebab adanya sebuah kesimpulan.
kesimpulan yang baik, yaitu kesimpulan tak boleh menyajikan hal-hal yang tak diuraikan sebelumnya dalam sebuah karya tulis tersebut.
Intinya, untuk dapat membuat kesimpulan dari apa yang dibaca, dilihat, didengar, dirasa, dan sebagainya, seseorang harus membaca, melihat, mendengar, merasa seluruh apa yang dilakukannya tersebut secara intensif
Bisakah asumsi pribadi menjadi dasar untuk mengambil sebuah kesimpulan?”jawabannya tidak asumsi bukan fakta
Salah satu penyebab terjadinya konflik adalah suka berasumsi.” Suka mengedepankan prasangka tampa didasari fakta yang mendukung.
Asumsi hanya “pengisi celah” data. kata Putu Felesia, penulis “Shadow Light (Bayangan dan Cahaya)”, dalam karyanya yang bertajuk “A Love is Fairy Tale”, mengatakan: “Sekarang ini banyak orang yang menyimpulkan sesuatu hanya berdasarkan asumsi.”
Siapa yang dimaksudkan Putu Felesia tersebut? Tak lain dan tak bukan adalah orang yang memiliki cara berpikir tidak tersistem.
Namun demikian, sebagai makhluk sosial dan tahu jika mengeluarkan pendapat tersebut adalah hak yang dilindungan undang-undangan, perlu untuk disadari, asumsi adalah asumsi, bukan fakta.
Editor : Tri Agus Wantoro,SE