Tinta-rakyat.com-Malteng//Penjara bukanlah akhir dari segalanya untuk Narapidana atau Tahanan menjalani hari-hari hidupnya dalam menjalani masa pidana. Namun, sekalipun mereka berada dibalik jeruji besi, mereka masih bisa untuk mengembangkan diri dan berinovasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing.
Sejalan dengan hal tersebut, dengan melihat potensi dan kemampuan Warga Binaan untuk berkreasi dalam banyak hal dan sesuai dengan perkembangan Teknonologi Informasi saat ini, Rutan Masohi bekejersama dengan Kementerian Agama melalui Penyuluh Hukum Agama Kristen Protestan dan Katolik memberikan Pembinaan dengan materi program Platform Digital Berbasis IT bagi Warga Binaan beragama Kristen, Senin (19/02).
Kasubsie Pelayanan Tahanan Hakim Abdul Gani menjelaskan program kerjasama ini merupakan bagian dari rencana aksi kami untuk memberikan pembinaan bidang Teknologi Informasi di era digitalisasi modern saat ini.
Hal ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mereka bidang digital berbasis website dalam mengelola data digital seperti yang akan diberikan oleh Penyuluh Agama Kristen Protestan dan Katolik Kementerian Agama Maluku Tengah. “ kami sudah programkan itu untuk rencana aksi Tahun 2024. Ada sejumlah kegiatan pembinaan yang kami lakukan kepada mereka baik yang Kristen maupun yang muslim. Sehingga mereka bisa berkreasi dan memiliki pengetahuan dalam bidang TI,” ujar Gani.
Ia menambahkan meski mereka didalam Rutan, dan dibatasi ruang geraknya namun mereka masih punya hak yang sama seperti kita, sepertii salah satunya adalah hak untuk mendapatkan pendidikan melalui pembinaan. Jadi, pola pembinaan di Rutan Masohi Tahun 2024 tidak hanya secara inklusif menyasar pada aspek kerohanian saja namun dipadukan pula dengan model peningkatan skil Warga Binaan bidang TI dan akan dimotori oleh rekan-rekan penyuluh Agama baik Islam, Kristen Protestan maupun Katolik.
Senada disampaikan Selmyni H.J. Telussa, pola pembinaan yang diberikan ini merupakan salah satu teknik untuk selain pembinaan rohani untuk memperkuat Iman kepada Tuhan, akan tetapi melatih Warga Binaan untuk memahami beberapa platform web yang disesuaikan dengan minat bakat masing-masing. “Kami tidak sekedar memberikan pembinaan kerohanian melalui ibadah-ibadah saja, akan tetapi kami kolaborasikan dengan pelatihan-pelatihan lain untuk menambah pengetahuan dan wawasan mereka. Hal ini bisa menjadi bekal ilmu bagi mereka ketika sudah selesai menjalani masa pidana, dan hidup bersosial di Masyarakat,” ujarnya.
Dilanjutkannya, program pelatihan yang diberikan ini tidak hanya sekedar berupa teori saja tapi langsung dipraktekan agar mereka lebih paham tentang cara pengoperasiannya. Ilmu yang diberikan, kata Selmyni tidak hanya sampai disitu saja, tapi dibimbing terus sehingga dari yang tidak bisa menjadi bisa, yang bisa menjadi mahir. “bekal ilmu itulah yang menghasilkan uang suatu saat nanti buat mereka. Ingat, hidup kita tidak biasa-biasa saja, akan tetapi hidup kita harus menjadi luar biasa meskipun dihadapakan pada berbagai ujian kehidupan,” tutupnya.