Tinta-rakyat.com-Wahai// Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wahai terus berkomitmen untuk mendukung program Ketahanan Pangan sesuai Asta Cita Presiden RI dan Program Akslerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Pasca panen hasil pertanian melalui sistem hidroponik untuk sayuran kangkung dan system polybag untuk tanaman tomat pada pekan lalu, Lapas Wahai Kembali lakukan pengadaan sarana produksi (saprodi) berupa bibit, pupuk dan obat-obatan untuk dukung ketahanan pangan berkelanjutan, Rabu (26/03).
Bertempat di area kebun Lapas, Staf Pengelola Pembinaan Kemandirian, Frans Tepal, langsung memberikan saprodi kepada warga binaan yang terlibat dalam kegiatan pertanian Lapas. “Pemberian saprodi ini sebagai bentuk dukungan kami dalam kegiatan pembinaan kemandirian dibidang pertanian, sekaligus untuk memastikan kelancaran ketahanan pangan dalam Lapas yang dimulai dari pembibitan, pemeliharaan hingga panen,” kata Frans.
Dikatakannya, penyediaan saprodi berupa bibit, pupuk dan obat-obatan adalah hal penting yang tidak boleh terabaikan untuk setiap tahapan guna memperoleh hasil yang maksimal. “Jangan lupa lakukan pengecekan kualitas air, serta pengaturan nutrisi yang tepat. Semua tahapan ini bertujuan untuk menjaga kualitas tanaman dan memastikan hasil pertanian yang berkelanjutan,” ujar Frans kepada warga binaan.
Sementara itu Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menekankan program ketahanan pangan adalah wujud pembinaan kemandirian yang sangat bermanfaat bagi warga binaan. “Kegiatan pertanian memberikan kesempatan kepada warga binaan untuk belajar keterampilan baru. Melalui kegiatan ini, kami tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan pertanian modern melalui sistem hidroponik dan polybag, tetapi juga pada aspek keberlanjutan yang akan terus memberikan dampak positif jangka panjang bagi warga binaan dalam mewujudkan ketahanan pangan di lingkungan Lapas Wahai maupun setelah mereka kembali ke masyarakat,” ujar Tersih.
Keberlanjutan dari kegiatan pertanian di Lapas Wahai diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan secara mandiri dalam tembok Lapas sekaligus memberdayakan warga binaan menuju masa depan yang lebih baik.