Tinta-rakyat.com-Wahai// Upaya peningkatan program pembinaan kepribadian melalui kegiatan bina rohani bagi warga binaan yang beragama Islam dan Kristen secara konsisten dilakukan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai dengan melaksanakan kegiatan ibadah rutin setiap awal pekan yang terlaksana pada Senin (02/06). Kegiatan bertajuk ‘Senin Berbatin’ tersebut dilaksanakan secara bersamaan di Masjid At-Taubah dan Gereja Ebenhaezer Lapas.
Kepala Lapas, Tersih Victor Noya, menjelaskan bahwa ‘Senin Berbatin’ merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian yang bertujuan meningkatkan iman dan taqwa warga binaan. “‘Senin Berbatin’ mengandung arti bahwa setiap hari senin mengawali kegiatan kita wajib merenung dalam hati, menyucikan jiwa dan bersyukur atas kebesaran Tuhan yang selalu merahmati kita dengan nafas kehidupan setiap mengawali hari,” ungkap Tersih.
Ia mengatakan ‘Senin Berbatin’ tidak lagi difokuskan kepada warga binaan tapi juga wajib bagi seluruh petugas pemasyarakatan sebagaimana Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas) Nomor WP28.PK.05.01-569 Tahun 2025 tanggal 10 Mei 2025 tentang petunjuk dan arahan dalam rangka peningkatan pembinaan kerohanian bagi petugas pemasyarakatan dan warga binaan.
“Pembinaan kepribadian bagi warga binaan beragama Islam dan Kristen yang dilaksanakan hari ini merupakan program rutin atau kurikulum pembinaan Lapas Wahai yang telah terjadwal demi menciptakan lingkungan Lapas religius, tertib, aman dan humanis. Namun disamping itu, petugas juga perlu melaksanakan peningkatan iman dan taqwa melalui keterlibatan dalam ibadah di Lapas agar terhindar tindakan indispliner yang dapat mencoreng marwah dan citra pemasyarakatan seperti terlibat narkoba, judi online dan lain sebagainya. Bapak Dirjenpas telah menyampaikannya lewat surat edaran maupun secara rapat virtual bulan mei lalu,” terangnya,
Selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan, di Masjid At-Taubah Lapas, kegiatan ibadah Islam diisi dengan pembelajaran membaca Al-Qur’an, yang dipandu oleh Staf Sub Seksi Pembinaan, Rahmatsyah Latif. Ia menekankan pentingnya mempelajari Al-Qur’an secara rutin. “Kegiatan yang telah dijadwalkan ini merupakan bagian dari pembinaan rutin yang harus dimanfaatkan secara serius dan intens. Diharapkan, warga binaan yang belum bisa membaca Al-Qur’an dapat belajar dan menjadi lancar, demi peningkatan spiritualisme saat kembali ke masyarakat,” jelas Rahmat.
Sementara itu, di Gereja Ebenhaezer Lapas, ibadah dan kegiatan pembinaan kerohanian dipimpin oleh Diaken S. Ilelapotoa, salah satu Majelis Jemaat dari Gereja setempat di wilayah Wahai. “Pujilah Tuhan hai kita semua segenap insan manusia dimana saja berada. Mari kita tingkatkan iman percaya kita kepada Tuhan sebagai Pemberi Hidup sehingga kita menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar Ilelapotoa.
Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, usai ibadah, turut menyampaikan bahwa terlaksananya kegiatan kerohanian secara rutin merupakan hasil kerjasama yang melibatkan berbagai pihak. “Kegiatan pembinaan seperti belajar membaca Al-Qur’an bagi warga binaan muslim dan komunitas sel bagi warga binaan Kristen merupakan program rutin yang dilaksanakan dengan melibatkan unsur eksternal maupun dari internal petugas sebagai pembina. Pelaksanaan pembinaan kepribadian ini dilakukan secara bersamaan sesuai jadwal yang telah ditentukan yang diharapkan terus memperkuat karakter spiritual warga binaan dan Petugas,” harap Merpaty.
‘Senin Berbatin’ sebagai program yang menyentuh sisi rohani diharapkan menciptakan pribadi yang berintegritas bagi Petugas Pemasyarakatan maupun menjadikan pribadi yang taubat bagi warga binaan agar mereka memperbaiki diri saat reintegrasi sosial ke tengah masyarakat.