Banjarmasin, Tinta-rakyat.com –
Warga binaan Lapas Kelas IIA Banjarmasin terus menunjukkan ketekunan dalam mengikuti program pembinaan keterampilan membatik sasirangan yang digelar di bengkel kerja, Rabu (11/6).
Pada kegiatan kali ini, para warga binaan fokus pada dua tahap penting dalam proses pembuatan kain sasirangan, yakni pembuatan pola dan proses menjulujur. Proses menjulujur sendiri merupakan tahap penyusunan benang mengikuti pola yang telah dibuat sebelumnya, yang membutuhkan ketelitian dan waktu pengerjaan hingga beberapa hari tergantung kompleksitas motif.
Kasubsi Sarana Kerja, Suratno, yang turut mendampingi kegiatan menyampaikan bahwa pembinaan keterampilan seperti membatik sasirangan merupakan upaya nyata Lapas dalam membentuk kemandirian warga binaan.
“Kami terus dorong warga binaan untuk tekun dalam berproses. Kegiatan ini bukan hanya melestarikan budaya lokal, tapi juga membuka peluang ekonomi yang bisa mereka manfaatkan setelah bebas nanti,” ujar Suratno.
Kegiatan ini melibatkan tujuh orang warga binaan yang telah menjalani pelatihan dan secara rutin mengikuti proses produksi kain sasirangan sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian.
Sementara itu, Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Heriansyah, memberikan apresiasi atas semangat yang ditunjukkan warga binaan. Ia menegaskan bahwa pembinaan keterampilan seperti ini memiliki peran strategis dalam proses reintegrasi sosial.
“Kami berkomitmen memberikan bekal keterampilan yang bermanfaat bagi warga binaan. Sasirangan bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga potensi ekonomi. Harapan kami, setelah bebas nanti, mereka bisa mandiri dan kembali menjadi bagian produktif di masyarakat,” ungkap Kalapas.
Melalui kegiatan membatik sasirangan ini, Lapas Banjarmasin tidak hanya berkontribusi dalam pelestarian budaya khas Kalimantan Selatan, tetapi juga membekali warga binaan dengan keterampilan bernilai ekonomi sebagai modal untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. (red)