Banjarmasin, Tinta-rakyat.com –
Jumat (20/06) pagi, dapur Bimbingan Kerja Lapas Kelas IIA Banjarmasin kembali menjadi ruang produktif bagi warga binaan. Sejumlah warga binaan tampak fokus mengolah bahan-bahan seperti mi hun, telur, dan sayuran. Dengan cekatan, mereka mengaduk adonan, menggulung isian dalam kulit lumpia buatan sendiri, lalu membalurinya dengan tepung roti sebelum digoreng hingga berwarna keemasan. Seluruh proses ini memakan waktu sekitar satu jam setiap harinya, menghasilkan sekitar 50 biji kue risoles yang siap dinikmati.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian, di mana warga binaan dibekali keterampilan olahan makanan ringan yang aplikatif dan bernilai jual. Selain memperkuat keterampilan, kegiatan ini juga menjadi sarana membangun kedisiplinan dan kerja sama.
Norman, salah satu warga binaan yang tergabung dalam tim produksi risoles, mengungkapkan bahwa kue hasil produksi mereka tidak hanya dikonsumsi internal, tetapi juga sering dipesan oleh petugas dan dijual melalui koperasi Lapas.
“Setiap hari kami bikin sekitar 50 biji. Kadang ada juga pesanan dari petugas, dan sisanya dijual di koperasi,” jelasnya.
Kasubsi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja, Ikrar Aulia, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan keterampilan nyata yang dapat dikembangkan menjadi usaha mandiri di masa depan.
“Kegiatan ini kami rancang agar warga binaan bisa punya keterampilan praktis yang bisa dikembangkan sebagai usaha. Risoles ini contohnya sederhana, tapi jika ditekuni bisa jadi peluang usaha,” ujar Ikrar.
Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Heriansyah, menyambut baik semangat warga binaan dalam mengikuti program pembinaan kemandirian.
“Kami ingin warga binaan memiliki kepercayaan diri dan bekal keterampilan untuk kembali ke masyarakat. Dari dapur inilah semangat kemandirian itu terus kami bangun,” tuturnya.
Dari balik tembok Lapas, aroma risoles yang hangat menjadi lambang bahwa harapan, perubahan, dan kemandirian bisa tumbuh di mana saja termasuk dari tangan-tangan warga binaan yang sedang mempersiapkan lembar baru dalam hidupnya. (Lapas Banjarmasin)