Salman Farsi Dorong Konsistensi Pembinaan Akhlak Melalui Maulid Dan Majelis Ilmu

Banjarmasin, Tinta-rakyat.com –

Nuansa religius menyelimuti Masjid Baabud Taqwa Lapas Kelas IIA Banjarmasin pada Jumat (20/06/2025). Warga binaan tampak khusyuk mengikuti kegiatan pembacaan Maulid Habsyi dan syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW, yang dilanjutkan dengan tausyiah agama oleh Ustadz Syahdan.

Bacaan Lainnya

Syair-syair yang dibacakan menggema di dalam masjid, menghadirkan ketenangan dan rasa cinta kepada Rasulullah. Salah satu yang membawakan syair dengan suara merdu adalah Salman Farsi, Pembina Keagamaan Lapas Banjarmasin, yang juga turut hadir dalam kegiatan tersebut. Kehadirannya memberikan semangat tersendiri bagi warga binaan yang mengikuti dengan penuh kekhusyukan.

Dalam tausyiahnya, Ustadz Syahdan menyampaikan pentingnya mensyukuri dua nikmat terbesar yang Allah berikan, yakni nikmat iman dan nikmat Islam. Ia juga menekankan pentingnya menuntut ilmu sebagai bekal membedakan antara yang baik dan buruk, halal dan haram.

“Perbanyaklah hadir di majelis ilmu. Ilmu akan bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari, bahkan lebih besar lagi manfaatnya jika dibagikan kepada orang lain,” ujarnya di hadapan jamaah warga binaan.

Salman Farsi, yang turut aktif membina kegiatan keagamaan di Lapas, juga menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini bisa terus berjalan secara konsisten dan menjadi wadah perubahan positif bagi warga binaan.

“Melalui pembacaan Maulid dan tausyiah, kami berharap warga binaan bisa semakin mencintai ilmu dan termotivasi untuk memperbaiki diri. Ini bukan hanya kegiatan seremonial, tapi proses pembinaan hati dan akhlak,” ungkapnya.

Kegiatan ini juga menjadi momen untuk mempererat ukhuwah islamiyah dan mengajak warga binaan menumbuhkan semangat hijrah di tengah masa pembinaan.

Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Heriansyah, turut memberikan apresiasi atas antusiasme warga binaan dalam mengikuti pembinaan keagamaan.

“Kami mendukung penuh kegiatan spiritual seperti ini. Melalui syair-syair dan tausyiah, kami ingin warga binaan mendapatkan ketenangan batin dan tumbuh kesadaran untuk memperbaiki diri,” ujarnya.

Pembinaan yang menyentuh aspek spiritual ini diharapkan mampu menjadi bekal penting bagi warga binaan dalam menjalani hidup yang lebih bermakna, baik selama di dalam Lapas maupun saat kembali ke masyarakat. (Lapas Banjarmasin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *