Banjarmasin, Tinta-rakyat.com –
Di tangan Ifan, salah satu warga binaan Lapas Kelas IIA Banjarmasin, limbah plastik yang tak terpakai berubah menjadi aksesori unik dan bernilai seni. Dengan kreativitas dan ketelatenan, ia memanfaatkan komponen plastik bekas untuk membuat gelang tangan bertuliskan nama, hasil kerajinan tangan yang kini digemari di kalangan warga binaan.
Dalam wawancara bersama tim humas pada Minggu, 22 Juni 2025, Ifan menjelaskan bahwa proses pengerjaan satu gelang dapat memakan waktu sekitar tiga jam, tergantung pada kerumitan kombinasi warna dan panjang tulisan nama yang diminta.
“Bahan dasarnya dari plastik bekas. Kami olah dan bentuk ulang, jadi gelang ini bukan hanya cantik, tapi juga punya nilai daur ulang. Biasanya dibuat berdasarkan pesanan, bisa untuk dipakai sendiri atau dikirim sebagai hadiah ke keluarga di luar,” ujar Ifan.
Gelang buatan Ifan dan rekan-rekannya dijual dengan harga yang terjangkau, yakni Rp10.000 sampai Rp15.000, menyesuaikan tingkat kerumitan desain. Kreasi ini menjadi alternatif kegiatan positif yang tidak hanya membangun keterampilan, tetapi juga memberi rasa bangga dan percaya diri.
Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, memberikan apresiasi terhadap kreativitas warga binaan yang mampu mengubah limbah menjadi produk bernilai seni.
“Ini adalah contoh bagaimana keterampilan bisa tumbuh dari kesederhanaan. Kami akan terus mendukung kegiatan kreatif seperti ini karena mampu memberikan semangat perubahan dan membuka peluang usaha di masa depan,” ujar Kalapas.
Kerajinan ini pun menjadi sarana pembinaan kemandirian, sekaligus wujud nyata bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk tetap berkarya dan produktif.
Dengan memanfaatkan bahan sederhana dan ide kreatif, Lapas Banjarmasin terus mendorong tumbuhnya inovasi dan semangat perubahan dari dalam tembok pemasyarakatan. Melalui karya seperti gelang nama dari limbah plastik, warga binaan dapat menunjukkan bahwa harapan dan cinta bisa hadir dalam bentuk yang sederhana namun bermakna. (Lapas Banjarmasin)