Kegiatan Ibadah Pagi Di Lapas Banjarmasin Bangun Spiritualitas Dan Harapan Baru

Banjarmasin, Tinta-rakyat.com –

Pagi yang cerah di Lapas Kelas IIA Banjarmasin diwarnai dengan lantunan doa dan kekhusyukan saat warga binaan melaksanakan Salat Dhuha berjamaah di Masjid Baabud Taqwa, pada Senin, (23/06). Kegiatan ibadah sunnah ini menjadi salah satu bagian dari program pembinaan spiritual yang rutin digelar, guna memperkuat keimanan serta membentuk karakter religius di kalangan warga binaan.

Bacaan Lainnya

Salat Dhuha yang dilaksanakan sekitar pukul 09.00 WITA ini dipimpin oleh Rudi, seorang warga binaan yang telah mendapat kepercayaan sebagai imam karena kemampuannya dalam memimpin ibadah dengan baik. Dalam pelaksanaannya, para warga binaan tampak khusyuk mengikuti setiap gerakan salat dengan tertib, mencerminkan semangat mendekatkan diri kepada Allah SWT di tengah masa pembinaan.

Salat Dhuha merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Dikenal sebagai salat yang dilakukan di waktu pagi, setelah matahari terbit hingga menjelang waktu zuhur, salat ini dipercaya memiliki banyak keutamaan, seperti mendatangkan rezeki, menjadi bentuk syukur atas nikmat Allah, dan sebagai amalan penghapus dosa. Rasulullah SAW pun sangat menganjurkan pelaksanaan salat ini, bahkan menyebutnya sebagai salat orang-orang yang kembali kepada Allah.

“Salat Dhuha ini seperti semangat pagi buat kami. Sebagai warga binaan, kami memulai hari dengan doa dan harapan. Semoga menjadi langkah awal untuk terus memperbaiki diri,” ujar Rudi usai memimpin salat.

Kegiatan ini turut dipantau oleh Salman Farsi, petugas pembina kerohanian, yang rutin mendampingi program-program keagamaan di lapas. Ia menyampaikan bahwa salat dhuha menjadi salah satu sarana efektif dalam pembinaan spiritual.

“Warga binaan perlu diberi ruang untuk memperkuat rohani mereka. Salat dhuha adalah bentuk ibadah yang ringan namun berdampak besar bagi ketenangan batin dan semangat perubahan,” jelas Salman.

Sementara itu, Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, mengapresiasi kesungguhan warga binaan dalam mengikuti kegiatan keagamaan. Menurutnya, pembinaan spiritual merupakan fondasi penting dalam mewujudkan pemasyarakatan yang lebih humanis dan transformatif.

“Pembinaan keagamaan seperti salat dhuha ini tidak hanya mendidik, tetapi juga menyentuh sisi terdalam warga binaan. Harapannya, nilai-nilai yang mereka pelajari di dalam lapas akan menjadi bekal ketika kembali ke tengah masyarakat,” ujar Kalapas.

Dengan program pembinaan yang menyentuh sisi spiritualitas, Lapas Banjarmasin terus berupaya menumbuhkan harapan dan membuka jalan perubahan bagi setiap warga binaan, agar kelak mereka kembali menjadi insan yang taat, bertanggung jawab, dan bermanfaat. (Lapas Banjarmasin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *