Panen Perdana Seledri Hidroponik, Warga Binaan Lapas Banjarmasin Petik Hasil Kemandirian

Banjarmasin, Tinta-rakyat.com –

Senin, 23 Juni 2025, di sudut Lapas Kelas IIA Banjarmasin yang tak banyak tersorot, deretan rak hidroponik tampak rapi berbaris. Di atasnya, tumbuh subur daun-daun hijau kecil yang menggigil lembut terkena angin pagi. Itulah seledri sayuran mungil yang kini menjadi simbol harapan baru bagi warga binaan yang terlibat dalam program budidaya hidroponik.

Bacaan Lainnya

Tak banyak yang menyangka, di balik tembok tinggi dan palang baja, tumbuh kehidupan yang disiplin dan penuh kehijauan. Setiap pagi, beberapa warga binaan bergiliran menyiram, mengecek nutrisi, dan merawat tanaman dengan penuh kesabaran. Mereka bukan sekadar bercocok tanam mereka menanam perubahan.

Syahrudin dan Halim adalah dua di antara warga binaan yang terlibat aktif dalam program ini. Dengan antusias mereka menjalani rutinitas perawatan, mulai dari memeriksa pH air, mencampur nutrisi, hingga memastikan daun-daun tetap segar dan sehat.

“Saya dulu tidak tahu apa-apa soal bertani. Sekarang jadi tahu pH air, cara menyiapkan nutrisi, dan bahkan cara panen yang benar. Rasanya ada harapan yang tumbuh tiap lihat tanaman ini makin hijau,” ujar Syahrudin dengan mata berbinar.

Bagi Halim, kegiatan ini lebih dari sekadar pekerjaan tangan.

“Setiap pagi saya merasa lebih berguna. Ini bikin hati jadi tenang, dan ada harapan bisa hidup lebih baik nanti setelah bebas,” ucapnya pelan.

Program hidroponik ini merupakan bagian dari pembinaan kemandirian di Lapas Banjarmasin. Dengan memanfaatkan ruang terbatas dan teknik bertanam tanpa tanah, seledri ditanam secara sistematis dalam instalasi hidroponik sederhana namun efektif. Tanaman ini dipilih karena cepat tumbuh, bernilai ekonomi, dan mudah dipasarkan.

Kasi Giatja Lapas Banjarmasin, Hazairin, menyebutkan bahwa kegiatan ini tak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga membentuk sikap disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama antarwarga binaan.

“Dari hidroponik ini, mereka belajar banyak hal dari pengetahuan pertanian modern sampai nilai-nilai kerja keras dan ketekunan,” jelasnya.

Kalapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, juga memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Menurutnya, pembinaan kemandirian harus adaptif dengan perkembangan zaman, termasuk pertanian urban seperti hidroponik.

“Ini bukan sekadar kegiatan bercocok tanam. Ini adalah pembekalan masa depan. Kami ingin ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka sudah punya bekal keterampilan yang bermanfaat,” tegas Kalapas.

Panen seledri pertama telah dilakukan beberapa waktu lalu, dan hasilnya cukup menggembirakan. Beberapa di antaranya dikonsumsi sendiri oleh dapur lapas, sebagian lainnya disalurkan ke mitra luar yang berminat.

Melalui daun-daun seledri yang tumbuh segar di rak hidroponik itu, warga binaan Lapas Banjarmasin perlahan menenun kembali harapan. Karena di balik pagar besi, kehidupan baru bisa dimulai dari secercah hijau yang tumbuh dengan cinta dan kesungguhan. (Lapas Banjarmasin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *