Kreativitas di Balik Jeruji: Pinisi Karya Narapidana Lapas Wahai Sukses Dongkrak UMKM

Tinta-rakyat.com-Wahai//Dibalik tembok dan jeruji besi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai, Narapidana tetap berkarya dan berkontribusi positif. Kreativitas dan keterampilan luar biasa melalui pembuatan replika kapal pinisi yang terlihat di bengkel kerja Lapas, pada Kamis (26/6), merupakan bentuk dukungan nyata terhadap Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, tentang ‘Penguatan dan Peningkatan pendayagunaan Warga Binaan Untuk Menghasilkan Produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kepala Lapas (Kalapas) Wahai, Tersih Victor Noya, mengatakan kegiatan tersebut bukan hanya sekadar program keterampilan, tetapi juga memanusiakan manusia. “Kami ingin warga binaan tidak hanya menjalani masa pidana, tetapi juga bangkit dengan kreatifitas yang dapat menjadi bekal saat kembali ke masyarakat. Pembuatan Kapal Pinisi ini adalah bukti bahwa dari balik jeruji pun, karya besar bisa lahir,” ujar Tersih.

Bacaan Lainnya

Warga binaan menghasilkan produk UMKM merupakan bagian dari kebijakan strategis Kementerian Imipas lewat program akselerasi dalam memperluas akses pembinaan berbasis budaya dan ekonomi kreatif di Lapas.

Setelah dibeli oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas), Wakil Gubernur Maluku, Walikota Ambon, serta sejumlah masyarakat, hasil karya tersebut rencananya akan didaftarkan sebagai hak cipta di Kementerian Hukum. “Bapak Dirjenpas telah mengimbau kita agar hasil karya warga binaan didaftarkan sebagai hak cipta, dan dalam waktu dekat hal tersebut akan kami lakukan sebagai klaim produk Narapidana Lapas Wahai,” lanjut Kalapas.

Warga binaan yang terlibat dalam pembuatan Kapal Pinisi mengaku bangga dan termotivasi. Salah satu di antaranya, MI, yang mengatakan bahwa keterampilan tersebut memberinya harapan baru. “Saya merasa dihargai dan punya semangat lagi. Kapal ini bukan hanya kayu dan paku, tapi juga doa dan harapan kami untuk masa depan yang lebih baik,” ujar MI.

Melalui berbagai kegiatan program kemandirian, Lapas Wahai membuktikan bahwa pembinaan bukan hanya soal disiplin dan aturan, tapi juga merupakan wujud nyata dari bina kemandirian yang bertujuan untuk mendukung reintegrasi sosial narapidana untuk berkarya dan berkontribusi di masyarakat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *