Laksanakan Ibadah Rutin: WBP Lapas Saparua Teguhkan Iman dan Syukur

Tinta-rakyat.com-Saparua//Kanwil Ditjenpas Maluku, Suasana khidmat menyelimuti ruang ibadah gereja Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Saparua saat seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bersama pegawai mengikuti ibadah rutin yang telah menjadi agenda pembinaan rohani di lingkungan Lapas. Ibadah kali ini dipimpin oleh salah satu WBP, sebagai bentuk pembinaan mental dan spiritual yang memberikan kesempatan bagi mereka untuk melayani dan membagikan firman Tuhan kepada sesama. Kegiatan tersebut berlangsung pada Sabtu (09/08).

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Staf Kesehatan Senly Matitale, Staf Pembinaan Florianty Talakua, serta Staf Admisi dan Orientasi Amelya Puttileihalat, yang hadir bersama seluruh WBP. Kehadiran pegawai tidak hanya sebagai pendamping, tetapi juga menjadi wujud dukungan terhadap program pembinaan rohani yang diharapkan dapat membentuk karakter WBP menjadi lebih baik dan siap kembali ke masyarakat Nantinya.

Dalam khotbahnya, WBP yang memimpin ibadah menyampaikan renungan dari Roma 9:15, yang menegaskan bahwa Tuhan memberikan kasih karunia dan kemurahan hati sesuai kehendak-Nya. Ayat ini mengingatkan bahwa kehidupan manusia sepenuhnya berada di bawah kuasa Tuhan, dan setiap orang dipanggil untuk tetap bersyukur dalam segala keadaan.

WBP tersebut juga memberikan pesan penguatan iman yang disampaikan dengan penuh keyakinan.
“Apapun yang terjadi dalam hidup kita harus bersyukur dan percaya firman bahwa Tuhan baik. Kalau kita percaya Tuhan, kita akan hidup bersama Tuhan.”
Ucapan ini menjadi dorongan semangat bagi jemaat yang hadir untuk selalu memandang hidup dengan penuh pengharapan, sekalipun menghadapi tantangan di masa pembinaan.

Selain mendengarkan firman, ibadah juga diisi dengan doa bersama, nyanyian pujian, dan ucapan syukur dari para WBP. Momen kebersamaan ini menjadi sarana mempererat hubungan antar warga binaan serta Pemasyarakatan (WBP) dan pegawai.

Staf Pembinaan Lapas Saparua, Florianty Talakua, menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkuat iman WBP.
“Ibadah rutin menjadi ruang bagi mereka untuk belajar bersyukur, saling menguatkan, dan menemukan harapan baru. Kami berharap nilai-nilai rohani ini dapat mereka bawa hingga kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Staf Admisi dan Orientasi, Amelya Puttileihalat, menambahkan bahwa kegiatan rohani juga menjadi sarana pembentukan mental yang positif.
“Kami melihat ibadah ini memberi ketenangan dan semangat baru bagi WBP, sehingga mereka lebih siap menjalani masa pembinaan dengan hati yang lapang,” ucapnya.

Kepala Lapas Kelas III Saparua menegaskan bahwa pembinaan kerohanian membantu WBP menemukan kekuatan baru, membentuk sikap positif, dan menanamkan nilai-nilai moral yang akan mereka bawa setelah bebas nanti. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan seluruh WBP semakin teguh dalam iman, memiliki hati yang bersyukur, serta termotivasi untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *