Tinta-rakyat.com-Wahai//Pembinaan rohani yang terus dilakukan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai dalam membentuk karakter religius Warga Binaan konsisten dilakukan. Hal ini terlihat dari kedua komunitas yang bersamaan melakukan ibadah, baik Warga Binaan beragama Islam maupun Kristen, di Masjid At-Taubah dan Gereja Ebenhaezer, Jumat (22/8).
Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, menegaskan pentingnya konsistensi kegiatan pembinaan kerohanian bagi Warga Binaan. “Kegiatan kerohanian ini memperdalam nilai-nilai keagamaan yang dapat menjadi fondasi spiritual dan penghiburan batin mereka dalam menjalani pidana di Lapas,” terangnya.
Dikatakan Merpaty, peningkatan spiritual bukan saja berupa Salat Jumat berjamaah dan ibadah Minggu, tapi juga di hari lainnya. “Hari ini Warga Binaan Kristen mengikuti ibadah virtual dengan salah satu yayasan yang telah bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Semalam juga Warga Binaan Muslim melakukan doa yasin bersama para petugas. Adapula program tausiah agama maupun komunitas sel yang berjalan di hari lainnya. Tiada hari tanpa ibadah bagi Warga Binaan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan pembinaan rohani menjadi salah satu program unggulan yang terus ditingkatkan. “Pembinaan spiritual adalah fondasi penting dalam membentuk pribadi yang lebih baik. Melalui kegiatan, seperti yasinan, tausiah agama, salat berjamaah, dan ibadah bagi Warga Binaan Kristen, kami berharap Warga Binaan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, merefleksikan diri, dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih positif untuk siap kembali ke masyarakat,” harapnya.
Tersih berujar tujuan dari pelaksanaan pembinaan kerohanian adalah menumbuhkan dan meningkatkan iman dan takwa kepada sang pencipta, membentuk karakter religius yang kuat dengan menanamkan nilai-nilai moral dan sosial, serta mengaplikasikan ajaran agama dalam kehidupan nyata. “Tujuannya adalah nilai-nilai keagamaan tidak hanya menjadi konsep, tetapi diinternalisasi dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari selama masa pembinaan, baik secara spiritual maupun dalam hubungan sosial,” terangnya.
Diharapkan pembinaan kerohanian yang terus dilakukan bagi Warga Binaan menjadi salah satu pilar kunci keberhasilan dalam proses reintegrasi sosial mereka ke tengah masyarakat untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.