Hasilkan Miniatur Kapal Kayu Bernilai Jual, Warga Binaan Lapas Piru Tunjukkan Kreativitas

Tinta-rakyat.com-Piru//Upaya peningkatan kreativitas warga binaan terus dijalankan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Piru melalui berbagai program pembinaan kemandirian. Kegiatan yang dipusatkan di Bengkel Kegiatan Kerja Lapas Piru ini telah melahirkan beragam karya bernilai ekonomi, salah satunya miniatur kapal kayu hasil kreasi warga binaan, Sabtu (23/8).

Tidak hanya mengisi waktu warga binaan dengan kegiatan positif, pembinaan kamandirian ini juga bertujuan untuk menumbuhkan keterampilan yang memiliki nilai guna dan nilai ekonomi. Hal tersebut sejalan dengan implementasi 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya dalam penguatan dan pendayagunaan warga binaan untuk menghasilkan berbagai produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Bacaan Lainnya

Kepala Subseksi Kegiatan Kerja Lapas Piru, Ode Mustafa menjelaskan bahwa hal ini ini merupakan wujud nyata dari komitmen Lapas Piru dalam menghadirkan keterampilan produktif bagi warga binaan. “selain miniatur kapal, Kami memiliki beberapa bidang pembinaan unggulan, diantaranya mebeler, lukisan berbahan pasir hingga aneka rasa bakery yang diproduksi langsung oleh warga binaan. tentunya dengan harga yang murah dan terjangkau,” ucap Mustafa

Senada dengan itu, Kepala Lapas Piru, Dawa’i juga menambahkan bahwa bengkel kerja Lapas Piru telah resmi memiliki izin sebagai Lembaga Pelatihan Kerja Nomor 1 Tahun 2023, sehingga pembinaan tidak hanya menghasilkan karya, tetapi memberikan legalitas bagi keterampilan yang dimiliki warga binaan. “Kami berharap ini bisa menjadi modal berharga bagi warga binaan untuk berdaya guna di tengah masyarakat dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor UMKM,” ungkap Dawa’i

Lebih lanjut, apresiasi juga datang dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat jendral pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro. Ia menilai bahwa kreativitas warga binaan Lapas Piru adalah bukti bahwa pemasyarakatan mampu bertransformasi menjadi pusat pembinaan yang produktif.

“Kami bangga dengan karya yang dihasilkan warga binaan. Ini menunjukkan bahwa pemasyarakatan tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembinaan, tetapi juga mampu mencetak sumber daya manusia produktif dan mandiri. Ini menjadi bekal nyata warga binaan untuk berkontribusi positif setelah bebas, sekaligus mendukung penguatan sektor UMKM di masyarakat,” pungkas Ricky

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *