Melangkah Menuju Hidayah, Warga Binaan Lapas Wahai Lantunkan Yasin Setiap Malam Jumat

Tinta-takyat.com-Ambon//Malam Jumat di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai selalu terasa berbeda. Di tengah keheningan malam, dari Musala At-Taubah terdengar lantunan ayat suci Al-Qur’an yang mengalun merdu. Para Warga Binaan dengan khusyuk membaca Surah Yasin bersama-sama diikuti doa penuh harap dan penyesala sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka di Lapas. Sebuah langkah kecil, namun bermakna, untuk melangkah menuju hidayah dan perubahan diri.

Yasinan setiap malam Jumat ini menjadi salah satu program pembinaan kepribadian yang terus dikembangkan oleh Lapas Wahai. Tidak sekadar ibadah, kegiatan ini juga menjadi wadah introspeksi diri bagi Warga Binaan untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta dan menumbuhkan semangat memperbaiki diri dari masa lalu.

Bacaan Lainnya

Rangkaian kegiatan dimulai selepas Maghrib, diawali dengan pembacaan Surah Yasin secara berjamaah. Setelah itu, doa bersama dipanjatkan dengan penuh kekhusyukan, memohon ampunan atas dosa-dosa, dan berharap diberikan kekuatan untuk menapaki jalan yang benar. Dalam suasana syahdu, banyak Warga Binaan yang meneteskan air mata, seolah mengungkapkan penyesalan dan tekad kuat untuk berubah.

Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menuturkan pembinaan spiritual menjadi salah satu prioritas dalam program Pemasyarakatan. “Kami percaya pembinaan rohani mampu mengubah hati dan pola pikir Warga Binaan. Yasinan bukan sekadar rutinitas, tetapi sarana untuk memperkuat iman, menenangkan batin, dan belajar menerima kehidupan dengan ikhlas,” ujarnya, Kamis (16/10).

Ia menambahkan kegiatan keagamaan seperti Yasinan menjadi momentum kebersamaan antara petugas dan Warga Binaan. “Kebersamaan dalam beribadah menumbuhkan rasa kekeluargaan. Tidak ada jarak antara petugas dan Warga Binaan, semuanya sama di hadapan Allah Swt. Kami ingin membangun suasana Lapas yang damai, religius, dan penuh dengan semangat perbaikan diri,” tambah Tersih.

Ketua Majelis Ta’lim At-Taqwa, La Joi, turut memberikan tausiah singkat tentang makna tobat dan pentingnya istikamah dalam berbuat baik. “Setiap orang memiliki masa lalu, tetapi setiap masa lalu juga memiliki kesempatan untuk berubah. Allah Swt selalu membuka pintu ampunan bagi siapa pun yang ingin kembali kepada-Nya. Jadikan Yasinan sebagai awal perjalanan menuju hidayah,” pesannya.

Salah satu Warga Binaan berinisial J juga turut berbagi kisah. “Saya dulu jauh dari ibadah, tapi di sini saya belajar kembali mengenal agama. Setiap malam Jumat, saya merasa tenang dan damai. Saya yakin Allah masih memberi saya kesempatan untuk berubah,” ucapnya.

Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro. Ia menegaskan pembinaan keagamaan adalah bagian penting dari Sistem Pemasyarakatan.

“Tujuan utama Pemasyarakatan bukan sekadar menghukum, tetapi membina. Melalui kegiatan keagamaan seperti Yasinan, kita membangun kesadaran spiritual dan moral yang menjadi fondasi bagi perubahan perilaku Warga Binaan. Kami sangat mengapresiasi langkah Lapas Wahai yang konsisten melaksanakan kegiatan positif seperti ini,” pujinya.

Kini, suasana religius di Lapas Wahai makin terasa. Setiap malam Jumat menjadi waktu yang dinanti oleh para Warga Binaan untuk menenangkan hati, memperkuat iman, dan memperbarui tekad menuju kehidupan yang lebih baik. Dari balik tembok Pemasyarakatan, mereka perlahan melangkah menuju cahaya hidayah dengan harapan kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang beriman, bertakwa, dan bermanfaat bagi sesama.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *