Tinta-rakyat.com-Wahai//Suasana khusyuk kembali menyelimuti Mushola At-Taubah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai saat petugas dan Warga Binaan bersama-sama melantunkan ayat suci Al-Qur’an dalam kegiatan Yasinan rutin, Kamis (6/11) malam. Kegiatan yang digelar setiap malam Jumat ini bukan sekadar rutinitas keagamaan, tetapi menjadi bagian dari program pembinaan rohani yang dijalankan secara istiqamah untuk menumbuhkan suasana Lapas yang religius dan humanis.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan bahwa kegiatan Yasinan bersama merupakan upaya nyata membangun lingkungan Pemasyarakatan yang berlandaskan nilai keimanan.
“Kami ingin menciptakan suasana Lapas yang tidak hanya aman dan tertib, tetapi juga religius. Melalui kegiatan ini, Warga Binaan diharapkan menyadari bahwa setiap manusia memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ungkap Tersih.
Ia menambahkan, pembinaan spiritual memiliki peran penting dalam membentuk perubahan perilaku Warga Binaan.
“Ketika hati seseorang telah tertata, maka tindakannya pun akan berubah ke arah yang lebih baik. Itulah esensi pembinaan di Lapas Wahai: membentuk manusia yang taat hukum, beriman, dan berakhlak,” ujarnya.
Kegiatan Yasinan juga menjadi wadah mempererat hubungan antara petugas dan Warga Binaan. Duduk sejajar dalam satu saf, mereka bersama-sama memanjatkan doa untuk keselamatan, ketenangan, dan pengampunan.
Sementara itu, Kepala Subseksi Admisi dan Orientasi sekaligus Ketua Majelis Taklim At-Taubah, La Joi, dalam tausiyahnya berpesan agar Warga Binaan terus istiqamah dalam memperbaiki diri.
“Setiap manusia pasti pernah berbuat salah, tetapi yang terpenting adalah kemauan untuk berubah. Jangan pernah lelah berbuat baik, karena Allah selalu membuka pintu taubat bagi hamba-Nya yang ingin kembali,” pesan La Joi yang disambut haru para jamaah.
Salah satu Warga Binaan, RR, mengaku kegiatan Yasinan memberikan ketenangan batin dan semangat baru.
“Setiap kali ikut Yasinan, saya merasa lebih tenang. Saya belajar arti sabar, ikhlas, dan bersyukur. Meskipun masa lalu saya kelam, saya yakin masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik,” tuturnya lirih.
Dengan kegiatan yang rutin digelar setiap pekan, Lapas Wahai meneguhkan perannya sebagai tempat pembinaan yang tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga pada pembentukan moral dan spiritual Warga Binaan.
Lapas Wahai menjadi ruang pembelajaran dan pencerahan, tempat di mana setiap individu menemukan kembali makna hidup, harapan, dan jalan menuju perubahan yang lebih baik.





