Tinta-rakyat.com-Wahai//Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai kembali perlihatkan hasil pembinaan kemandirian melalui panen 13 kilogram pare segar sebanyak dari lahan pertanian eksternal, Kamis (11/12). Panen ini menjadi bukti produktivitas Warga Binaan sekaligus bagian dari penguatan ketahanan dan kemandirian pangan di lingkungan Lapas.
Pare yang dipanen merupakan hasil dari proses tanam yang dilakukan beberapa bulan lalu. Warga Binaan terlibat penuh, mulai dari pengolahan tanah, penanaman bibit, hingga pemeliharaan tanaman. Selain menghasilkan produk pertanian, kegiatan ini memberikan bekal keterampilan agrikultur yang dapat diimplementasikan setelah mereka kembali ke masyarakat.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, mengapresiasi kerja keras Warga Binaan dan jajaran pembinaan. “Panen ini adalah bukti bahwa pembinaan berjalan efektif. Warga Binaan tidak hanya produktif, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab dan semangat tinggi. Kami akan terus mendorong kegiatan kemandirian seperti ini sebagai bagian dari implementasi Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Bapak Agus Andrianto,” ujar Tersih.
Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, menjelaskan bahwa keberhasilan panen merupakan hasil pendampingan yang dilakukan secara konsisten. “Setiap hari Warga Binaan kami ajak belajar dan bekerja bersama di lahan pertanian. Mereka diberi pemahaman mulai dari teknik tanam, pemupukan, hingga pengendalian hama. Hasil panen hari ini adalah buah dari ketekunan mereka,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, turut memberikan apresiasi. Ia menilai panen berkelanjutan di Lapas Wahai mencerminkan pembinaan kemandirian yang efektif. “Program pertanian di Lapas Wahai menjadi contoh baik bagaimana Warga Binaan dibekali keterampilan nyata. Kami berharap kegiatan ini terus berkembang dan menginspirasi UPT Pemasyarakatan lainnya,” ungkapnya.
Dengan capaian panen ini, Lapas Wahai semakin memperkuat perannya sebagai wadah pembinaan produktif yang mempersiapkan Warga Binaan untuk lebih mandiri setelah kembali ke masyarakat. Kegiatan pertanian berbasis kemandirian ini diharapkan terus berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi Warga Binaan maupun institusi Pemasyarakatan.





