Tinta-rakyat.com-Namlea// Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea resmi menutup program pelatihan bersertifikat bidang pengelasan hasil kerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Buru. Setelah berlangsung 21 hari, kegiatan yang melibatkan 20 peserta dari warga binaan tersebut berakhir memuaskan dimana seluruh warga binaan mendapatkan predikat kompeten.
Predikat tersebut diraih warga binaan setelah mengikuti kegiatan penutupan yang berlangsung di Ruang Aula Lapas, Selasa (16/12). Dalam kesempatan itu, Kepala Lapas Namlea, Muhammad M. Marasabessy, memberikan apresiasi kepada peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan tekun dan bersungguh-sungguh. “Predikat ini layak diraih oleh seluruh peserta dan menjadi bukti bahwa mereka telah menguasai teknik serta keterampilan dasar pengelasan. Meski hanya berlangsung selama 21 hari, warga binaan mampu melakukan praktik pengelasan dengan rapi dan menghasilkan karya yang bernilai serta berkualitas,” ujar Marasabessy.
Mantan Kepala Bapas Ternate itu juga mengharapkan ilmu yang didapat tidak hanya diterapkan selama pelatihan, tetapi dapat diimplementasikan dalam kegiatan-kegiatan pembinaan kemandirian dalam bidang kerajinan besi. “Dengan keterampilan yang dimiliki, Lapas dapat membuka kegiatan pembinaan kemandirian yang produktif melalui produksi karya las. Selain bernilai seni dan kreativitas, produk-produk tersebut juga memiliki daya tarik pasar,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BLK Kabupaten Buru, Maryam Karepesina, menjelaskan bahwa sertifikat diberikan kepada peserta berdasarkan hasil penilaian instruktur yang mengacu pada unit-unit kompetensi pelatihan. “Terdapat 10 indikator penilaian dalam pelatihan ini, mulai dari penerapan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) hingga kemampuan mempraktikkan teknik pengelasan dengan baik dan benar. Seluruh peserta berhasil memenuhi indikator tersebut,” jelas Maryam.
Kepemilikan sertifikat ini tidak hanya melabeli warga binaan sebagai pengrajin las berkompeten, melainkan dapat digunakan sebagai bekal untuk mengikuti pelatihan lanjutan di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) maupun sebagai dokumen pendukung saat memasuki dunia kerja. “Sertifikat ini harus dijaga dengan baik karena sangat bermanfaat setelah warga binaan bebas nanti, baik untuk melanjutkan pelatihan maupun melamar pekerjaan,” pungkasnya.
Selama pelatihan berlangsung, warga binaan Lapas Namlea berhasil menghasilkan berbagai karya inovatif dan kreatif, di antaranya meja prasmanan, teralis jendela, serta tempat bunga.





