Tinta-rakyat.com-Kerobokan//Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan terus menunjukkan komitmennya dalam mengimplementasikan tindak lanjut Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto, serta program prioritas Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan tahun 2026, khususnya dalam penguatan produk unggulan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hasil karya warga binaan. Sepanjang tahun 2025, berbagai kegiatan pembinaan kemandirian telah dilaksanakan secara berkelanjutan dengan hasil yang nyata dan berdampak positif.
Salah satu produk unggulan Lapas Perempuan Kerobokan adalah kripik tempe dengan merek terdaftar dan izin edar resmi bernama T’KOR. Produk ini diproduksi dengan melibatkan warga binaan dan telah mencapai total produksi saat ini sebanyak 3.200 kemasan. Kripik tempe T’KOR tidak hanya dipasarkan secara internal, tetapi juga aktif diperkenalkan dalam berbagai kegiatan dan acara yang melibatkan Lapas Perempuan Kerobokan, baik di tingkat daerah maupun skala nasional. Ke depan, produk ini direncanakan akan diperkenalkan pada ajang berskala internasional World Congress on Probation and Parole (WCPP) 2026, sebagai bentuk kepercayaan diri terhadap kualitas produk UMKM warga binaan.
Dalam mendukung keberlanjutan pemasaran, kripik tempe T’KOR juga rutin dipasarkan di kantor pusat pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung serta beberapa usaha kuliner di wilayah Denpasar. Langkah ini menjadi bagian dari strategi memperluas jejaring pemasaran sekaligus memperkenalkan hasil pembinaan Lapas Perempuan Kerobokan kepada masyarakat luas.
Selain produk pangan, Lapas Perempuan Kerobokan juga mengembangkan berbagai produk kreatif lainnya. Tas dan baju rajutan diproduksi oleh warga binaan. Produk berbahan recycle juga turut dikembangkan oleh warga binaan sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan sekaligus kreativitas dalam pembinaan kemandirian.





