IPPAFest 2025 Aloha PIK 2 Hadirkan Produk Unggulan Warga Binaan Maluku, dari Minyak Kayu Putih hingga Sirup Pala Memukau Pengunjung

Tinta-rakyat.com-Bandanaira// Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Maluku baru-baru ini sukses memamerkan beragam produk unggulan Warga Binaan dalam ajang Indonesia Prison Product Art Festival (IPPAFest) 2025 di kawasan PIK 2, Tangerang, Banten. Keikutsertaan ini menjadi bukti nyata komitmen Ditjenpas dalam membina dan mengembangkan potensi ekonomi para Warga Binaan.

‎Dalam pameran ini, Kanwil Ditjenpas Maluku membawa empat jenis produk andalan dengan total 482 item yang siap dipasarkan kepada pengunjung. Produk-produk tersebut meliputi minyak kayu putih dengan berbagai kemasan, sambal montraing, sirup pala, serta aneka perhiasan dari kulit kerang yang unik dan menarik. Semua produk ini tidak hanya dipamerkan, tetapi juga dijual dengan harga terjangkau, mulai dari Rp25.000 per item.

‎Kepala Kanwil Ditjenpas Maluku, Ricky Dwi Biantoro, menjelaskan bahwa IPPAFest adalah festival pemasyarakatan terbesar di Indonesia yang menampilkan inovasi, produk kreatif, teknologi, dan karya seni Warga Binaan.

‎”Ajang ini diharapkan dapat memberikan apresiasi dan peluang pasar yang lebih luas bagi hasil karya Warga Binaan, sekaligus mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) nasional,” ujar Ricky, dalam keterangan tertulis yang diterima di Banda, Selasa (12/8).

‎Dikatakannya, produk-produk yang dipamerkan oleh Warga Binaan Maluku menunjukkan keragaman dan kualitas yang tinggi, mencerminkan keterampilan yang telah mereka asah selama masa pembinaan. Minyak kayu putih dari Namlea, Pulau Buru, dan sirup pala khas Banda Neira menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Kedua produk ini menawarkan kekhasan daerah Maluku yang sulit ditemukan di tempat lain.

‎”Sirup pala, misalnya, menarik minat masyarakat yang ingin mencicipi rempah khas Banda Neira dalam bentuk minuman segar dan inovatif. Sementara itu, minyak kayu putih asal Namlea dikenal luas sebagai oleh-oleh khas Maluku yang memiliki khasiat dan kualitas terjamin. Melalui IPPAFest, masyarakat kini tidak perlu jauh-jauh ke Maluku untuk mendapatkan produk asli tersebut,” tuturnya.

‎Ricky menegaskan bahwa produk hasil karya Warga Binaan ini bukan sekadar barang biasa. Lebih dari itu, setiap item merupakan buah dari kreativitas, ketekunan, dan kerja keras yang layak mendapat apresiasi serta peluang pasar yang lebih luas. Ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong kemandirian ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat.

‎Sementara itu, Kepala Lapas Bandanaira, Mikha, mengungkapkan penyelenggaraan IPPAFest 2025 bertujuan mendorong pembinaan yang lebih produktif bagi Warga Binaan sekaligus menjadi wadah untuk memperkenalkan hasil karya mereka kepada masyarakat luas.

‎”Kegiatan ini disengajakan sebagai bagian dari peringatan kemerdekaan, dengan tujuan mendorong kewirausahaan, mempromosikan hasil karya Warga Binaan kepada masyarakat, melaksanakan pembinaan di tengah masyarakat, dan menyemarakkan kemerdekaan dengan semangat pembaruan dalam pemasyarakatan,” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *