Eksplor Areal Pertanian, Poktan Lapas Namlea Tunjukkan Kreativitas pada Tanaman Holtikultura

Tinta-rakyat.com-Namlea//Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Namlea, M. M. Marasabessy menyempatkan diri melakukan eksplorasi pada areal pertanian di Sarana Asimilasi Edukasi (SAE). Hal ini dilakukan Kalapas untuk memastikan program ketahanan pangan di Lapas Namlea konsisten dan terus berjalan secara optimal, Rabu (20/8).

Di areal pertanian yang masing-masing seluas 1500 m2 itu, Kalapas Namlea dibuat takjub dengan kreatifitas yang dilakukan Kelompok Tani (Poktan) dalam melakukan perawatan terhadap tanaman tomat yang merupakan salah satu diantara komoditas holtikultura yang dibudidayakan Lapas Namlea.

Bacaan Lainnya

Ribuan Tomat yang ditanam sejak Juli itu telah tumbuh 7 cm dan dirawat warga dengan binaan dengan metode pemasangan lanjaran.

“Saya salut dengan metode budidaya yang diterapkan warga binaan terhadap tanaman-tanaman yang ada diluar tembok ini, salah satunya tomat. Cara mereka membudidayakannya dengan memanfaatkan sarana prasarana seadanya memperlihatkan bahwa mereka perlahan-lahan sudah mampu menjadi petani yang mandiri,” salut Marasabessy.

Ia menambahkan pemberdayaan warga binaan dalam budidaya pertanian sudah menjadi atensi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan dalam 13 program akselerasi.

“Mereka harus diberdayakan dalam ketahanan pangan mengingat sudah menjadi program pembinaan kemandirian yang wajib mereka ikuti. Kami bersyukur dalam melaksanakan pembinaan pertanian ini, kita juga mendapat sokongan dari Dinas Pertanian dan Yayasan Bina Tani Sejahtera yang secara berkala memberikan penyuluhan kepada warga binaan,” tambahnya.

Sementara itu, TW, salah satu warga binaan yang tergabung dalam poktan Lapas Namlea menjelaskan pemasangan lanjaran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. “Lanjaran ini terbuat dari kayu atau bambu yang kemudian ditancapkan pada tanaman, fungsinya untuk menstabilkan batang tomat yang semakin besar seiring dengan pertumbuhannya,” ujarnya.

Kepala Kanwil Ditjenpas Maluku, Ricky Dwi Biantoro menyampaikan bahwasannya setiap Lapas harus mampu menggali potensi dan memanfaatkan skil warga binaan untuk mendukung program pembinaan. “Mereka harus betul-betul dimaksimalkan potensinya dengan kelebihan yang mereka. Oleh karena itu, kami minta setiap UPT berdayakan mereka karena kelak, apa yang mereka dapatkan di Lapas juga bisa berguna ketika bebas,” harapnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *