Suburkan Kebun Sayur, Lapas Saparua Olah Kotoran Sapi Jadi Kompos

Tinta-rakyat.com-Saparua//Kanwil Ditjenpas Maluku, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Saparua terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ketahanan pangan. Salah satu inovasi yang kini dijalankan adalah pemanfaatan kotoran sapi yang banyak ditemukan di sekitar lingkungan Saparua. Kotoran tersebut berasal dari hewan ternak warga yang dilepasliarkan di Lapangan Pattimura. Setelah dikumpulkan oleh peternak, pihak lapas memanfaatkannya dengan cara mendistribusikan menggunakan karung ke lokasi perkebunan lapas untuk dijadikan bahan utama pembuatan kompos. Selasa, (30/09).

Setibanya di lahan Pertanian, kotoran sapi dikumpulkan yang nantinya akan dicampur dengan tanah hitam dan serbuk kayu. Perpaduan ketiga bahan ini menghasilkan media tanam subur yang siap digunakan untuk kebun pembinaan. Hasil kompos akan dimanfaatkan untuk menanam berbagai sayuran, tanaman obat, dan tanaman produktif lainnya yang menjadi bagian dari kegiatan kemandirian warga binaan.

Bacaan Lainnya

Kepala Lapas Kelas III Saparua, Pramuaji Buamonabot, menegaskan pentingnya pemanfaatan sumber daya lokal.
“Kami berusaha mengajarkan kepada warga binaan bahwa sesuatu yang tampak sederhana, seperti kotoran sapi, bisa menjadi sumber daya bernilai jika dikelola dengan benar. Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan keterampilan sekaligus pola pikir produktif yang bisa mereka terapkan saat kembali ke masyarakat,” ujarnya.

Kasubsi Pembinaan, Ellen D. Anakotta, menjelaskan bahwa program ini juga berfungsi sebagai media edukasi lingkungan.
“Warga binaan belajar mengolah limbah organik menjadi sesuatu yang bermanfaat. Selain meningkatkan kesuburan tanah, kompos ini juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia sehingga lebih ramah lingkungan,” katanya.

Dilain tempat, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Maluku Ricky Dwi Biantoro mengapresiasi langkah inovatif tersebut. “Saya melihat upaya Lapas Saparua ini sebagai contoh konkret bagaimana lapas dapat berkontribusi nyata pada ketahanan pangan dengan memanfaatkan potensi lokal. Inovasi sederhana seperti ini penting untuk ditiru di satuan kerja lain karena mampu menghasilkan manfaat ganda: lingkungan lebih terjaga dan warga binaan memperoleh keterampilan baru,” ungkapnya.

Melalui program pengolahan kompos, Lapas Saparua berupaya mengintegrasikan pembinaan, kemandirian, dan kepedulian lingkungan. Upaya ini diharapkan menjadi model pembinaan berkelanjutan yang memberikan dampak positif bagi warga binaan dan masyarakat sekitar.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *