Perayaan Natal yang bertemakan “Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi (Lukas 2:14)” turut dihadiri Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Maluku, Maizar dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (KaUPT) dan Imigrasi Sekota Ambon, Raider 737 Masariku dan Tokoh Agama berlangsung penuh hikmat dan sukacita.
Perayaan Ibadah Natal diawali dengan renungan natal yang dibawakan oleh pendeta Marlen Nahusona, dan dilanjutkan pembacaan laporan ketua panitia natal rutan ambon serta sambutan Kepala Rutan Ambon, Adam Ridwansah.
Dalam sambutannya Karutan berharap perayaan natal kali ini dapat dijadikan sebagai momentum bagi seluruh warga binaan baik yang beraga Kristen maupun islam untuk dapat memupuk tali silaturhami dan kekeluargaan antar sesama umat beragama.
“Kita yang berada di sini tidak memandang suku,agama,ras dan budaya, sebab kita percaya tuhan itu satu dan kita meyakininya, saya berharap sikap hidup orang basudara dan pelagandong dapat menjadi ciri khas bagi kita semua untuk dapat hidup berdampingan dan lingkaran kekeluargaan,” tutur Adam.
“Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Kakanwil Kemenkumham Maluku, Kepala Divisi Pemasyarakatan, KaUPT dan Imigrasi Sekota Ambon, Raider 737 Masariku dan Bapak/Ibu Pemuka Agama yang telah menyempatkan hadir di acara perayaan natal rutan ambon, semoga kita selalu diberikan kesehatan dan lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa,” ucap Adam.
Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Maluku, Hendro dalam sambutannya mengatakan arti natal harus benar-benar kita maknai dengan penuh rasa sukacita, sebab Yesus datang kedunia dan mengalir malalui panca indra kita.
“Kita bisa menyalurkan kasih lewat panca indra kita, kita bisa menyalurkan kristus melalui panca indra kita dan itu yang menjadi esensi natal. Karena sesungguhnya Kasih bukan hanya berupa belaian atau jamahan. Tetapi melalui teguran dan larangan juga menjadi suatu ungkapan kasih. Karena melalui larangan dan teguran itu kita mengharapkan dia untuk bisa berubah menjadi lebih baik lagi,” ucap Hendro.
Lebih lanjut hendro menjelaskan kasih natal harus berdampak pada diri kita, sebab jika kasih natal tidak berdampak pada perubahan maka tidak ada artinya kasih itu.
“Saya berharap Natal kali ini dapat dimaknai dengan penuh rasa kasih, mari kita semangati natal ini dengan semangat perubahan, Jika di Sumatera ada slogan masuk Napi, Keluar Santri maka di Maluku bisa juga di maknai dengan Masuk sebagai Napi tetapi keluar dari dalam rutan, dapat menjadi pribadi yang lebih baik, pribadi kristus,” pesan Hendro.
Perayaan Natal dilanjutkan dengan pembagian bingkisan natal kepada romo dan pendeta yang setiap minggunya mengisi ibadah di dalam rutan, sdan diakhiri dengan foto bersama.