Lapas Wahai Buka Kunjungan Lebaran Ketupat 2025

Tinta-rakyat.com-Wahai// Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai membuka kunjungan keluarga narapidana dalam rangka Lebaran Ketupat 2025, pada Minggu (06/04). Layanan kunjungan dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah Hari Ketujuh itu dilaksanakan sebagai respon atas tradisi sebagian keluarga narapidana yang merayakannya setiap tahun.

‘Kami sudah melaporkan dan telah mendapatkan ijin dari Pimpinan Kantor Wilayah untuk membuka layanan kunjungan hari Minggu ini dengan tetap berpedoman pada standar operasional prosedur. Ijin ini juga sebagai wujud menghargai budaya lokal setempat, jadi hari ini kami membuka lagi layanan kunjungan Lebaran Ketupat bagi keluarga narapidana,” kata Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya.

Bacaan Lainnya

Sebagai informasi, Lebaran Ketupat atau Lebaran yang dilaksanakan seminggu setelah Idulfitri itu awalnya hanya dilakukan di wilayah Jawa saja yang dikenalkan oleh seorang wali Songo Sunan Kalijaga. Namun saat ini Lebaran Ketupat turut dilaksanakan di luar Jawa karena banyak dari murid-murid Wali Songo yang berada diluar Jawa seperti Kalimantan, Lombok, Sulawesi, Maluku dan lainnya.

“Sesuai dengan namanya, Lebaran Ketupat ditandai dengan menyajikan dan memakan ketupat bersama antara narapidana dengan keluarga sebagai simbol kebersamaan, sekaligus perhatian dari pihak Lapas Wahai untuk memastikan bahwa meskipun berada dalam masa pembinaan, Narapidana tetap bisa merasakan kebahagiaan dalam suasana hari raya Idulfitri Ketujuh,” tambah Kalapas.

Sementara itu, salah satu Narapidana, AR, mengaku senang atas terlaksananya kegiatan tersebut yang didukung oleh pihak Lapas. “Ini adalah Lebaran pertama saya disini, terima kasih kepada Lapas Wahai yang telah mendukung tradisi keluarga kami. Lebaran ketupat ini adalah simbol kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang tetap kami jaga,” ungkap AR.

Kunjungan keluarga sebanyak 11 orang di momen Lebaran Ketupat tersebut menunjukkan bahwa Lapas Wahai selain melaksanakan fungsi pemasyarakatan, juga inklusif dan humanis dalam pelayanan publik.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *