Sekejap Dipamerkan, Orang Nomor Satu Kota Ambon Langsung Beli Karya Warga Binaan Lapas Wahai

Tinta-rakyat.com-Ambon//Hasil karya warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai berupa miniatur Kapal Pinisi, tak menunggu waktu lama untuk dipamerkan. Sekejap langsung dibeli oleh orang nomor satu Kota Ambon yakni Walikota Ambon, usai membuka secara resmi Kegiatan ‘Bazar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Pameran Hasil Karya Warga Binaan’ Lapas dan Rutan se-Maluku, Senin (28/04).

Kepala Lapas (Kalapas) Wahai, Tersih Victor Noya, mengaku takjub barang pameran termahal yang baru dipajang sejam sebelumnya itu langsung laku terjual. “Miniatur kapal pinisi ini memang yang paling mahal harganya dari semua produk warga binaan Lapas Wahai, yang mungkin saja dihindari banyak pembeli atau bahkan tak terbeli. Tetapi justru sebaliknya, produk tersebut yang pertama kali laku di meja stand pameran,” ungkap Tersih.

Bacaan Lainnya

Miniatur Kapal Pinisi merupakan mahakarya Warga Binaan Lapas Wahai yang dapat dijangkau oleh sejumlah orang tertentu, termasuk oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan yang juga membelinya saat pameran Indonesia Prison Products and Arts Festival (IPPAFest) pekan lalu di Jakarta.

Kalapas Wahai pun menyampaikan ucapan terima kasihnya langsung kepada Walikota Ambon ke-16 itu. “Terima kasih atas pembelian Bapak demi membantu program pembinaan di Lapas Wahai sekaligus dalam peningkatan dan pendayagunaan warga binaan untuk menghasilkan produk UMKM. Ini adalah salah satu program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan juga,” tutur Tersih.

Sebelumnya, Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, dalam sambutan pembukaan kegiatan yang diinisiasi oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Maluku itu, telah menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Atas nama Pemerintah Kota Ambon, saya memberikan apresiasi atas terlaksananya bazar UMKM serta Pameran Hasil Karya Warga Binaan oleh Kanwil Ditjenpas Maluku yang tentunya sangat berdampak positif bagi masyarakat dan warga binaan itu sendiri,” kata Bodewin.

Ditambahkannya, UMKM merupakan kegiatan kemandirian bagi warga masyarakat yang diharapkan menjadi potensi untuk mengatasi angka penggangguran dan angka kemiskinan. “Semoga warga binaan juga semakin didorong untuk meningkatkan produk UMKM,” ungkapnya.

Tujuan akhir dari kegiatan UMKM pada prinsipnya sama dengan tujuan sistem pemasyarakatan yang menjadi komitmen Lapas Wahai, yakni menciptakan kemandirian warga binaan sebagai ‘bekal reintegrasi’ untuk menjadi individu yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna ditengah masyarakat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *